Bagaimana dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan diberlakukan pada Januari 2016 nanti? Dari babak sejarah mana kita dapat menerawang dampak-dampak yang kelak akan dibawa MEA?

Meski tergolong sebagai kebijakan baru di tingkat regional Asia Tenggara, karakteristik-karakteristik dari kebijakan MEA sebenarnya dapat dilihat pula pada kebijakan tingkat regional lain. Laissez-faire (doktrin neoliberal, diambil dalam bahasa Prancis yang artinya “biarkan saja mengalir”) termaktub dalam elemen-elemen inti MEA: kebebasan arus barang, jasa, investasi, modal, dan pekerja terampil. “Kebebasan-kebebasan” macam ini sebenarnya sudah menjadi mantra lama dari perancang kesejahteraan neoliberal, terutama di negara-negara dunia ketiga. Jadi dapat dibilang tak ada nilai kebaruan dari MEA sebagai kebijakan laissez-faire regional.

Border Industrialization Program, atau lebih dikenal sebagai Maquiladora, yang diterapkan pemerintah Meksiko dan Amerika Serikat pada 1960-an, merupakan salah satu babak sejarah laissez-faire industri paling awal di dunia ketiga. Maquiladora inilah yang kemudian memuluskan jalan menuju North American Free Trade Agreement (NAFTA) pada 1996. Film dokumenter besutan Vicky Funari dan Sergio De La Torre, Maquilapolis: City of Factories, menunjukkan dampak-dampak laissez-faire regional di tataran lokal.

Baca selengkapnya di : http://perpustakaan.elsam.or.id/index.php?p=show_detail&id=14832&keywords=Laissez-faire+Regional%2C+dari+Maquiladora+ke+MEA