Pada tempo garda terdepan dalam arus perubahan masyarakat adalah kepemimpinan agama. Setiap zaman memperlihatkan tokoh-tokoh spiritual yang aktif menegaskan identitas agama di masyarakat.
peradaban-peradaban besar yang masih berlaku secara mendasar berorientasi keagamaan dan karena itu secara berangsur-angsur menjanjikan pemecahan-pemecahan keagamaan terhadap sejumlah permasalahan organisasi sosial politik. Selanjutnya dikatakan: “Yang paling pokok adalah hakikat pemerintahan yang secara essensial bersifat sakral yang merupakan keyakinan kuat dari umat Hindu, Budha, Muslim dan Katholik pada awal abad ke 19.
Di beberapa “negara” abad ke-7, abad pertengahan dan modern, ternyata agama tidak terintegrasikan secara penuh. Ada dua faktor mendasar, mengapa agama gagal menjadi “ideologi” dasar atau penuh sebuah negara. Pertama, keinginan pemimpin-pemimpin agama menciptakan sistem pemerintahan yang menganut sistem pemerintahan religio-politik, dibarengi sikap toleran terhadap pemerintah-pemerintah yang cenderung sekuler. Hal ini erat kaitannya dengan sikap-sikap tokoh agama yang cenderung memilih status quo dengan alasan “maslahat umat”
Artikel ini menjalaskan secarah ringkas sejarah peran politik agama dalam negara