Dalam istilah Sansekerta memang banyak versi mengenai asal-usul istilah Purwakarta.yang paling umum, Purwakarta seringkali dinisbatkan pada dua kata: purwa dankarta. Purwa artinya pertama atau utama, sedangkan karta artinya: aman, tenteram, dan tertib. Karenanya dengan mudah dapat ditebak bahwa para pendiri kota ini menyimpan harapan atas terbangunnya Purwakarta sebagai sebuah kota utama yang aman, tenteram, dan tertib.
Namun belakangan, sesuatu yang ironis terjadi. September 2011, kota Purwakarta membara. Ribuan orang dari kalangan ormas Islam menghancurkan sejumlah patung di beberapa titik jalan utama kota Purwakarta. Aksi penghancuran dan pembakaran patung itu konon ditengarai sebagai bentuk protes keras warga terhadap kebijakan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, yang kian gencar membangun patung hampir di setiap sudut kota.
Apa sebenarnya yang menjadi latar belakang dan pertimbangan Bupati Purwakarta membangun patung di kotanya? Mengapa timbul gejolak dalam masyarakat terkait upaya pembangunan patung yang dilakukan Bupati Purwakarta? Bagaimana respon bupati dan para pihak lainnya atas kasus tersebut?
Artikel ini akan mengurai tentang usaha Bupati Purwakarta melakukan monumentasi budaya yang memunculkan ketegangan budaya vs agama